Minggu, 18 Oktober 2015

Tugas Ekonomi Makro KEBIJAKAN FISKAL

APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERANGKAT KEBIJAKAN FISKAL DISKRESIONER?
JELASKAN 3 STABILISATOR UTAMA KEBIJAKAN FISKAL OTOMATIK.
APA YANG MENYEBABKAN TIDAK MERATANYA SEBARAN DISTRIBUSI PENDAPATAN?.

Jawaban
Kebijakan fiskal diskresioner adalah kebijakan fiskal yang di gunakan maslah makro ekonomi seperti pengangguran, inflasi atau tingkat pertumbuhan yang lambat. Pada hakekatnya diskresioner dapat di bedakan dalam tiga bentuk sekaligus alat untuk menjalankan kebijakan :

·         Membuat perubahan-perubahan keatas pengeluarannya,
·         Membuat perubahan-perubahan ke atas pajak yang di pungutnya,
·         Secara serentak membuat perubah dalam pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan pajak.
Perangkat kebijakan fiskal (stabilisator terpasang) adalah segala sesuatu yang dapat menurunkan kecenderungan membelanjakan marjinal dan pendapatan nasional sehingga dapat mengurangi angka multiplier. Kebijakan fiskal melakukan penyesuaian terhadap perekonomian yang terus berubah, hal tersebut dapat berlangsung secara otomatis yang disebut dengan stabilisator terpasang.
Stabilisator utama kebijakan fiskal otomatik :
·         Pajak
Pajak langsung dapat mengurangi kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional, karena itu pajak langsung dapat bertindak langsung sebagai stabikisator terpasang
·         Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa relatif stabil terhadap pendapatan nasional yang berubah-ubah. Sebagian besar pengeluaran pemerintah sudah disetujui oleh peraturan sebelumnya sehingga hanya sebagian kecil yang dapat diubah. Jadi makin besar peran pengeluaran pemerintah dalam perekonomian yang stabil akan memperkecil ketidakstabilan pembelanjaan dari pendapatan nasional
·         Pembayaran transfer pemerintah
pembayaran transfer pemerintah cenderung menjadikan pendapatan disposabel stabil sehingga pengeluaran untuk konsumsi juga menjadi stabil sehingga fluktuasi pendapatan nasional dapat dihadapi

3.      Penyebab tidak meratanya sebaran distribusi pendapatan yaitu:
·         pertumbuhan ekonomi
·         pertumbuhan penduduk
·         perkembangan kota desa
·         sistem pemerintahan yang bersifat plutokratis
Masalah ketimpangan dalam distribusi pendapatan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu :
·         Distribusi Pendapatan Antar Golongan
Pendapatan Jika dilihat dari hasil penelitian SUSENAS dengan menggunakan koefisien Gini, maka akan terlihat bahwa distribusi pendapatan di daerah perkotaan di Jawa lebih buruk daripada daerah di luar Jawa, begitu pula dengan daerah pedesaannya daerah Jawa memiliki tingkat kesenjangan distribusi pendapatan yang rendah bila dibandingkan dengan daerah di luar Jawa.
·         Distribusi Pendapatan Antara Daerah Perkotaan dan Pedesaan
Menurut Gupta dari World Bank, pola pembangunan Indonesia memperlihatkan suatu urban bias, yaitu pembangunan yang berorientasi ke daerah perkotaan, dengan tekanan yang berat pada sektor industri yang terorganisir, yang merupakan sebab terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih parah lagi di kemudian hari. Menurut Micahel Lipton, seorang ekonom Inggris, urban bias seringkali terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia di mana alokasi sumber-sumber daya lebih banyak diprioritaskan di daerah perkotaan daripada pertimbangan pemerataan atau efisiensi. Kembali kita perhatikan penjelasan teori ekonomi yang dualistik tentang terjadi kesenjangan pembagian pendapatan di negara-negara sedang berkembang, maka pertama-tama relavansinya terlihat dalam pola kesenjangan yang berbeda antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Oshima menjelaskan keadaan ini (kesenjangan di desa lebih tinggi dari pada di kota), sebagai hal yang unik. Dia meramalkan kesenjangan tersebut akan lebih lebar jika proses pembangunan pedesaan masih akan berlanjut.
·         Distribusi Pendapatan Antar Daerah

Ketimpangan dalam perkembangan ekonomi antar berbagai daerah di Indonesia serta penyebaran sumber daya alam yang tidak merata menjadi penyebab tidak meratanya distribusi pendapatan antar daerah di Indonesia khususnya.

Sabtu, 17 Oktober 2015

PERMINTAAN DAN PENAWARAN


A. Permintaan


Permintaan dalam pengertian ilmu ekonomi adalah suatu skedul, daftar, fungsi atau kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ingin dan mampu konsumen membeli pada berbagai tingkat harga.  Secara umum kurva permintaan menunjukkan hubungan terbalik antara harga dengan kuntitas barang yang diminta (kecuali dalam kasus seperti barang inferior dan barang giffen berbentuk lain).  Artinya adalah apabila harga naik maka permintaan akan turun, dan sebaliknya apabila harga turun maka permintaan akan meningkat.  Hubungan terbalik antaar harga barang dengan jumlah yang diminta disebut Hukum Permintaan (the law of demand).  Skedul permintaan pasar (market demand) diperoleh dengan menjumlahkan kuantitas yang diminta oleh semua permintaan konsumen individual (individual demand) pada berbagai tingkat harga.  Berikut ini akan dberikan contoh hipotesis permintaaan pasar sabun.

Tabel 1.1  Skedul Permintaan Sabun

Harga/unit (Rupiah)
Jumlah sabun yang diminta (unit)
Ket.
Ana
Budi
Cica
Pasar
1000
6
5
5
16
A
1500
5
3
4
12
B
2000
4
3
3
10
C
2500
4
2
2
8
D
3000
3
1
1
5
E

Dari Tabel diatas dibaca, apabila harga satu unit sabun Rp 1000, maka Ana akan membeli sebesar 6 unit, Budi membeli 5 unit dan Cica akan membeli sebanyak 5 unit.  Jumlah keseluruhan permintaan pasar adalah 16 unit, yang merupakan penjumlahan pembelian Ana, Budi dan Cica.  Jika harga naik menjadi Rp 1500 per unit maka Ana akan membeli 5 unit, Budi membeli 3 unit dan Cica membeli 4 unit. Jumlah keseluruhan permintaan pasar adalah 12 unit, demikian seterusnya.  Kemudian apabila kurva permintaan ini kita gambarkan dalam suatu grafik maka akan didapat hasil seperti dibawah ini


    P/unit (Rp)

       3000          *E
       2500               *D
       2000                    *C
       1500                        *B
       1000                              *A
         500
                                                   Q (unit)
     0       5      10     15      20     
Kurva Permintaan Pasar

Banyak faktor yang menentukan permintaan suatu barang.  Faktor utama yang mempengaruhi permintaaan terhadap suatu barang adalah harga barang itu sendiri. Selain itu permintaan terhadap suatu barang juga dipengaruhi oleh faktor selera, banyaknya konsumen individual di pasar, pendapatan, harga barang-barang lain,  baik  yang merupakan barang pengganti (substituion goods) maupun barang pelengkap (complementery goods), dan ekspektasi konsumen akan harga-harga dan pendapatan di masa depan.

Fungsi permintaan secara lengkap ditulis sebagai  berikut:

D= f(Ps, S,  Pl, Y, Pop, E)

Permintaan akan suatu barang merupakan fungsi dari harga barang itu sendiri (Ps), selera (S), harga barang-barang lain baik pelengkap maupun pengganti (Pl), pendapatan konsumen (Y), banyaknya konsumen di pasar (Pop), ekspektasi konsumen akan harga-harga barang dan pendapatan di masa depan (E).  Apabila terjadi perubahan dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan maka akan terjadi pergerakan kurva permintaan.  Ada dua pergerakan pada kurva permintaan, Pertama, pergerakan sepanjang kurva permintaan (move) , dimana pergerakan ini dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, apabila harga naik maka permintaan akan turun demikian sebaliknya. Kedua, pergeseran kurva permintaan, yaitu dipengaruhi oleh faktor selain harga barang itu sendiri.  Misalnya terjadi perubahaan selera,  apabila selera masyarakat terhadap suatu produk meningkat maka akan menggeser kurva permintaan ke kanan, walaupun tidak terjadi perubahan harga.  Dalam menganalisis kurva permintaan ada istilah ceteris paribus.  Istilah ini diartikan faktor-faktor lainnya tetap.  Misalnya permintaan terhadap sabun dipengaruhi oleh harga sabun tersebut, ceteris paribus.  Artinya faktor-faktor diluar harga sabun dianggap tetap.



B.       Penawaran

Penawaran merupakan kurva yang menunjukkan berbagai kuantitas yang produsen ingin dan mampu memproduksi dan menawarkan di pasar pada setiap tingkat harga selama suatu periode. Hubungan positif antara harga barang dengan jumlah yang ditawarkan disebut dengan hukum penawaran. Bila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik dan bila harga turun maka kuantitas yang ditawarkan turun. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan secara horizontal kurva-kurva penawaran produsen individual.

Tabel 1.2  Skedul Penawaran Sabun

Harga/unit (Rupiah)
Jumlah yang ditawarkan
(unit)
1000
6
1500
8
2000
10
2500
13
3000
15

Apabila harga yang terjadi di pasar  adalah Rp 1000 per unit maka produsen hanya mau menjual sebesar 6 unit,  jika harga yang terjadi adalah Rp 1500 per unit maka produsen mau menawarkan sebesar 8 unit, dan seterusnya.  Dalam hal ini, makin tinggi harga yang terjadi di pasar maka semakin besar jumlah yang ditawarkan oleh produsen.  Apabila digambarkan dalam suatu grafik adalah seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

    P/unit (Rp)

       3000                           *      
       2500                       *        
       2000                   *                  
       1500               *                   
       1000            *                              
         500
                                                   Q (unit)
     0       5      10     15      20     
Kurva Penawaran

Kurva penawaran barang menunjukkan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan harganya yang dibuat berdasarkan angggapan bahwa faktor-faktor lain diluar harga dianggap tetap. Jika salah satu atau bebrapa faktor bukan harga yang mempengaruhi penawaran berubah maka kurva penawaran akan bergeser. Selain harga sendiri yang mempengaruhi penawaran, faktor-faktor lainnya adalah teknik produksi yang digunakan, harga input, harga barang-barang lain, ekspektasi harga di masa depan, banyaknya pembeli di pasar, dan pajak atau subsidi.





·         Penentuan Harga dan Kuantitas Keseimbangan

Mekanisme pasar menunjukkan bahwa harga serta kuantitas keseimbangan yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar.

Tabel 1.3  Skedul Permintaan dan Penawaran Sabun

Harga/unit (Rupiah)
Jumlah yang diminta
(unit)
Jumlah yang ditawarkan
(unit)
1000
16
6
1500
12
8
2000
10
10
2500
8
13
3000
5
15
     
 P/unit (Rp)

       3000          *
       2500               *
       2000                    *
       1500                        *
       1000                              *
         500
                                                   Q (unit)
     0       5      10     15      20     
Kurva Keseimbangan Pasar

Efek perubahan permintaan terhadap harga dan kuantitas keseimbangan sebagai berikut:  Pertama, Bila permintaan naik (terjadi pergeseran kurva permintaan ke kanan atas), sementara penawaran konstan maka harga dan kuantitas keseimbangan akan naik. Kedua. bila permintaan turun (terjadi pergeseran kurva permintaan ke kiri bawah),  sedangkan penawaran tetap maka harga dan kuantitas keseimbangan pasar keduanya akan turun.  Ketiga,  Kenaikan penawaran (kurva penawaran bergeser ke kanan bawah) sementara permintaan tetap menyebabkan harga keseimbangan turun dan kuantitas keseimbangan naik. Sedangkan penurunan penawaran (kurva penawaran bergeser ke kiri atas) dan permintaan tetap menyebabkan kenaikan harga keseimbangan dan penuranan kuantitas keseimbangan.  Untuk Ilustrasi perhatikan efek perubahan pertama

     P                                        S
 



    P2                           E2
    P1               E1

                                     D2
                              D1
                                   
      O               Q1  Q2                              Q
Keseimbangan awal adalah E1 dimana harga keseimbangan yang terjadi adalah P1 dan kuantitas keseimbangan adalah Q1.  Jika teerjadi peningkatan permintaan yang digambarkan oleh pergeseran kurva permintaan dari dari D1 menjadi D2, maka keseimbangan akan bergeser ke E2.  Pada keseimbangan baru ini harga keseimbangan adalah P2 dan kuantitas keseimbangan adalah Q2.   Dalam hal ini terjadi kenaikan harga dan kuantitas
Seringkali perubahan kekuatan pasar, yaitu permintaan dan penawaran pasar terjadi bersama-sama. Bila terjadi kenaikan pada kurva permintaan dan kurva penawaran maka akibatnya kuantitas keseimbangan akan naik. Sedangkan harga keseimbangan bisa mengalami kenaikan atau penurunan. Bila kenaikan permintaan lebih dominan maka harga akan naik. Bila kenaikan penawaran lebih dominan maka harga keseimbangan akan turun.  Sewaktu terjadi penurunan kurva permintaan dan penawaran, maka kuantitas keseimbangan akan berkurang sedangkan efeknya terhadap harga keseimbangan tergantung pada mana yang lebih dominan penurunannya. Bila penurunan permintaan lebih dominan daripada penurunan penawaran maka harga keseimbangna akan mengalami penurunan, sedangkan bila penurunan penawaran lebih dominan daripada permintaan maka harga keseimbangan akan mengalami kenaikan.
Pada kasus penurunan kurva permintaan disertai dengan kenaikan penawaran, harga keseimbangan akan mengalami penurunan sedangkan efeknya terhadap kuantitas keseimbangan tergantung pada mana yang lebih dominan, apakah kenaikan penawaran atau penurunan permintaan. Bila kenaikan penawaran lebih dominan daripada penurunan permintaan maka kuantitas keseimbangan akan naik. Sebaliknya bila penurunan permintaan lebih dominan kuantitas keseimbangan akan turun.
Model analisis permintaan dan penawaran dapat digunakan untuk menganalisis efek kebijakan harga oleh pemerintah atas suatu atau beberapa harga. Misalnya pemerintah melakukan kebijakan pengendalian harga berupa harga minimum untuk mencapai tujan tertentu. Untuk menjamin pasokan produk pertanian, pemerintah mungkin menetapkan harga lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang ditentukan oleh pasar sehingga terjadi kelebihan produksi. Pemerintah harus membeli dan menyimpan kelebihan produksi pertanian tersebut, dengan kata lain pemerintah  memberikan subsidi kepada para petani sebesar selisih antara harga dukungan dengan harga keseimbangan. 

·               Elastisitas Permintaan

Saudara mahasiswa elastisitas permintaan adalah respon yang dinyatakan dalam perubahan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga. Bila para pembeli secara relative responsive terhadap perubahan harga disebut dengan permintaan yang elastis. Bila respon jumlah yang diminta kecil terhadap perubahan harga disebut dengan permintaan yang kurang elastis (inelastis). Bila terjadi perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan jumlah yang diminta secara tak terhinggga disebut dengan permintaan elastis sempurna. Bila perubahan harga sebesar berapapun tak menyebabkan perubahan kuantitas yang diminta disebut dengan permintaan inelastic sempurna.

Ed =
Atau
Ed =  = :
                 =  x

            Ada dua konsep penghitungan elastisitas yaitu elastisitas titik dan elastisitas busur. Pertama, elastisitas titik adalah elastisitas yang dihitung pada suatu titik. Kedua, elastisitas antar dua titik (elastisitas busur) dari titik A ke tiitk B adalah:

Ed =:
           
Misalkan harga suatu barang pada titik A Rp 1500 dapat 3 bila harga turun menjadi Rp 1200 pada titik B barang yang diminta sebesar 4. Berapa besarnya elastisitas busur dari titik A ke titik B? Dan berapa besarnya elastisitas titik tengah dari titik A ke titik B?
         Rp
                                      A
      1500                     *         B
      1200                              *
        900
        600
        300  
                                                          Q
              0     1     2     3      4     5     

Besarnya elastisitas busur dari titik A ke titik B adalah:
Ed =:
     
Ed = :
                  =  :
                  = -  :  = -

Elastisitas titik tengah dari titik A ke titik B yaitu:
Ed =:

Ed =  :

Ed =  :

Ed =  :

Ed = -(1/3,5) : (0,22)
Ed =   - 1,298

Nilai Ed mempunyai tanda negative menunjukkan hubungan yang terbalik antara harga dengan jumlah yang diminta (lereng menuurn kurva permintaan).  Tanda negatif dapat dihilangkan dengan memberikan tanda absolut pada koefisien Ed= I...I

            Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah substitubilitas, proporsi pendapatan yang dibelanjakan pada barang tersebut, jenis barang, dan lamanya periode waktu.

·               Elastisitas Penawaran

Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah lamanya waktu para produsen bereaksi terhadap perubahan harga, derajat penggantian faktor produksi antar proses suatu barang dengan proses produksi barang-barang lain, tingkat perkembangan teknologi. Elastisitas penawaran dalam hubungannya dengan periode pasar dapat dibedakan menjadi penawaran jangka sangat pendek, jangka pendek dan jangka panjang.
Jangka sangat pendek. Jangka yang sangat pendek sehingga tak ada waktu bagi produsen bereaksi menaikkan produksi bila ada kenaikan permintaan. Dalam jangka waktu ini, kurva penawaran sudah tertentu yaitu inelastis sempurna dan berbentuk tegak lurus. Kenaikan permintaan menyebabkan harga naik dan kenaikan harga berfungsi sebgai penjatah yaitu hanya mereka yang bersedia dan mampu membayar harga lebih tinggi dapat membeli. Kuantitas yang diminta tetap sama besar dengan kuantitas yang ditawarkan.
Jangka pendek. Dalam jangka pendek, kapasitas produksi perusahan sudah tertentu dan tidak dapat diubah. Di sini kurva penawaran lebih elastis yaitu kurva yang berlereng cukup curam dan tidak merupakan garis tegak lurus. Bila terjadi kenaikan permintaan maka harga dan kuantitas keseimbangan naik.
Jangka panjang. Dalam jangka panjang, perusahaan mempunyai cukup waktu untuk mengubah (menambah atau mengurangi) skala pabrik. Di samping itu perusahaan-perusahaan baru mungkin akan masuk ke dalam industri dan perusahaan-perusahaan yang sudah ada bisa keluar dari industri yang bersangkutan.  Dalam jangka panjang kurva penawaran lebih elastis dan berbentuk lebih landai daripada kurva penawaran jangka pendek. Ketika ada kenaikan permintaan harga dan kuantitas keseimbangan akan naik, kenaikan harga lebih kecil dan kenaikan kuantitas lebih besar dibandingkan dengan kasus kurva penawaran jangka pendek.

·               Penerapan Analisis Permintaan dan Penawaran

Saudara mahasiswa banyak kasus yang dapat dianalisis dengan kurva permintaan dan kurva penawaran. Misalnya pengenaaan pajak berupa cukai rokok oleh pemerintah terlihat di gambar bawah. Keseimbangan pasar E1 terjadi pada perpotongan kurva permintaan D dan kurva penawaran S. Ketika pemerintah mengenakan pajak Rp 2000 persatuan produk maka kurva penawaran yang semula S bergeser ke atas secara sejajar menjadi ST. Akibat pengenaan pajak ini, keseimbangan pasar baru pada tiitk E2 yaitu terjadi kenaikan harga dari Rp 4000 menjadi Rp 5000 per satuan dan kuantitas keseimbangan turun dari 4 satuan produk menjadi 3 satuan produk. Beban pajak terbagi dua yaitu dikenakan pada konsumen dan produsen yang masing-masing Rp 1000. Pajak yang seluruhnya atau sebagian digeserkan kepada konsumen disebut pajak tak langsung sedangkan pajak yang tak bisa digeserkan disebut pajak langsung.

 Harga (P)        D                     ST
                                E2                     S
5                             

4                               E1



0
                 1     2     3     4       Kuantitas (Q)
Pengenaan pajak berupa cukai rokok oleh pemerintah

Besarnya bagian pajak yang ditanggung konsumen dan produsen tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran. Semakin elastis kurva penawaran atau semakin inelastis kurva permintaan maka semakin besar bagian beban pajak yang ditanggung konsumen. Sebaliknya semakin inelastic kurva penawaran atau semakin elastis kurva permintaan maka semakin besar beban pajak ditanggung oleh produsen. Jadi kurva yang elastislah baik kurva permintaan atau penawaran akan menanggung bagian lebih kecil beban pajak yang dikenakan. Pada kurva inelastic sempurna apakah kurva permintaan atau penawaran maka konsumen atau produsen akan menaggung beban pajak sepenuhnya.
Campur tangan pemerintah selain lewat pajak dapat juga berupa pemberian subsidi (pengenaan pajak negative). Efek pemberian subsidi yaitu konsumen dan produsen memperoleh manfaat penerimaan. Bagian manfaat yang diperoleh konsumen dan produsen tergantung pada elastisitas kurva permintaan dan penawaran. Semakin elastis kurva permintaan maka semakin kecil manfaat yang diperoleh oleh konsumen dan semakin besar manfaat yang diperoleh oleh produsen dari pemberian subsidi. Bila kurva penawaran lebih elastis daripada kurva permintaan maka bagian manfaat subsidi yang diperoleh oleh konsumen lebih besar daripada yang diperoleh oleh produsen.
Analisis elastisitas permintaan dan penawaran dalam hubungannya dengan pengenaan pajak dan pemberian subsidi memberikan implikasi kebijakan tertentu. Bila tujuan pengenaan pajak untuk memperoleh pendapatan bagi pemerintah maka cara yang paling efektif dengan mengenakan pajak atas barang-barang yang permintaannya inelastis. Semakin inelastic permintaan maka semakin kecil efek pengenaan pajak tersebut atas penurunan kuantitas keseimbangan sehingga diperoleh pendapatan yang besar. Sebaliknya bila pengenaan pajak pada barang-barang yang elastisitas permintaanya besar (beban pajak lebih banyak ditanggung oleh produsen) maka kebijakan ini akan menurunkan output dan kesempatan kerja dan mengakibatkan pengangguran tenaga kerja dan faktor produksi lain. Selain itu penerimaan pendapatan pemerintah akan kecil akibat dari penurunan cukup besar dalam kuantitas keseimbangan output yang diproduksi dan dijual.
Pada pasar persaingan murni, masing-masing perusahan menawarkan barang yang sama dan homogen, terdapat banyak sekali penjual dan pembeli. Output yang diproduksi dan ditawarkan oleh seorang produsen individual di pasar iin sangat kecil hingga ia tidak bisa mempengaruhi harga. Kurva permintaan yang dihadapai oleh sebuah perusahaan pesaing murni merupakan garis mendatar dan koefisien elastisitasnya tak terhingga. Sedangkan kurva permintaan pasar berlereng menurun dan kurva penawaran pasar berlereng menanjak. Pada harga pasar keseimbangan para produsen individual bisa menjual kuantitas berapapun yang diproduksi dan ditawarkan. Sedangkan secara individual tidak bisa mempengaruhi harga keseimbangan pasar dengan mengubah kuantitas yang diproduksi atau ditawarkan.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, terdapat beberapa perusahan produsen saja yang produknya tidak sepenuhnya homogen tau dibedakan oleh konsumen pembeli karena kemasan, advertensi, syarat-syarat penyerahan dan pembayaran. Kuantitas output masing-masing produsen di pasar tersebut cukup besar dibandingkan dengan output keseluruhan industri hingga perubahan output perusahaan individual pesaing tak sempurna dapat mempengaruhi harga. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan produsen pesaing tak sempurna berlereng menurun seperti juga bentuk kurva permintaan pasar namun bentuknya lebih landai.